Senin, 30 September 2013

Kau Kawan Sahabat dan Teman

Lagi seneng-senengnya dengerin lagu ini, alasannya bukan karena sedang mellow atau galau..tapi ukhuwah yang mengingatkanku akan kawan, sahabat, juga teman.
Teh Asih Srie Mustari dengan kewibaannya membuat orang segan pada beliau namun tetap dekat.
Teh Tika Astriana, dengan kelembutannya membuat orang di sekelilingnya merasa nyaman dengan beliau, dan itsar yang menjadi kekhasan beliau..selalu mementingkan kepentingan orang lain ketimbang kepentingannya sendiri.
Denovi Luthfiyani, seorang akhwat yang tegas dan berani..jika memang menurut beliau dan syariat salah ia akan dengan tegas menentangnya tak memandang itu tua, muda atau teman sebayanya.
Teh Elah Nurlaelah Sari, informan yang banyak tahu dengan segudang pengalamannya..banyak ilmu yang di dapat dari beliau apalagi tentang kemasyarakatan.
Teh Atin Pertamasari, seorang akhwat yang ulet..memang tak banyak bicara tapi ada suatu kekhasan dari beliau yaitu senyumnya mirip akhwat di kartun islami..persis banget.
Teh Nurmala Sari, dengan diamnya beliau mampu menjadi a good listener..saya pribadi sangat senang keluguannya..orangnya ga pernah bisa nolak tapi orang lain pun gakan pernah bisa marah padanya.
Mba Frima Rahmulia, kalo akhwat yang jago analisis ini orangya ga pernah diem..pencair, peramai dan tukang bikin heboh suasana..kalo ga ada beliau ga rame kayanya.

Kau, Kawan, Sahabat & Teman
Album : Tika Itu
Munsyid : Unic

Ketika mula bertemu

Terasa bagai telah lama bersua
Kau sambut hulur tanganku
Bertegur sapa penuh mesra

Masa terus berlalu
Dan kita tetap seiringan berjalan
Menempuh onak liku
Lalui semua suka dan duka bersama

Biarlah apapun rahsia
Dan kelemahanmu tetap engkau temanku

Riangnya saat kita ketawa
Asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeza
Andainya tetap serupa

Adakalanya kita juga saling terluka
Namun di akhirnya kita tetap bersama

Dan kini dipisahkan dua benua
Saling mengejar cita
Tak pernah kulupakan
Detik yang indah bersamamu temanku

Huuuu....aaaaa.....

(ulang dari mula)

Kuasti suatu masa
Engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan detik nan indah
Untuk kenangan bersama

Selasa, 24 September 2013

Hanya Sebuah Lirik Lagu

Jangan Jatuh Cinta
Album : Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta
Munsyid : Maidany

Kawan...

Suatu ketika mungkin kita pernah jatuh hati memendam rasa atau suka pada seseorang yang kita kagumi
Namun banyak sekali yang salah mengekspresikan cinta hingga ia terpedaya dengan cintanya
Sahabatku...
Marilah kita alihkan energi cinta kita 
Bukan untuk melihat...
bukan hanya untuk memikirkan bahwa dirinyalah yang terbaik bagi kita
Namun untuk mempersiapkan sehingga jika suatu saat kelak Allah telah berikan pada kita SATU yang tepat untuk diri kita
Kita akan komitmen dengan dirinya
Sahabatku... 
Para pecinta sejati bukanlah ia yang mengumbar-umbar pesona cintanya
Namun para pecinta sejati adalah ia yang siap untuk komitmen memberikan cintanya hanya untuk yang halal bagi dirinya
Saudaraku...
Mari kita bangun cinta hingga cinta kekal sampai surgawi

Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa mengagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni...

Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun ternyata semua hanya permainan nafsu
Untuk memburu cinta yang semu
Aku Tertipu...

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam
pada seseorang...

Sabtu, 21 September 2013

Tingkatan-tingkatan Cinta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bahasan ini saya dapat sewaktu beberapa bulan awal halaqah, tepatnya Senin tanggal 9 Mei 2011. Kalo sudah menyangkut tentang Cinta..entah kenapa para penggiat ngaji ini jadi langsung sumringah. Tak ketinggalan pun dengan saya. Maklum kala itu memang lagi maraknya isu nikah muda. Apalagi memang dari angkatan kami ada beberapa mahasiswi yang sudah menggenapkan separuh agamanya, yaitu nikah. Hmm..bentar loh bahasannya ko jadi ke nikah yaa :D
Kembali ke bahasan awal, tingkatan-tingkatan cinta.

Tingkatan-tingkatan cinta terdiri dari 6 tingkatan, diantaranya:
  1. At-tatayum (yang paling dalam atau tinggi). Artinya cinta yang seutuhnya dan sedalam-dalamanya. Entah itu setinggi atau sedalam apa, yang penting cinta ini adalah tingkatan cinta yang paling atas..cinta diatas cinta..begitu kata murabbi bilang :)
  2. Al-'Isq. Artinya cinta kepada sesama manusia, seperti cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta karena kesempurnaan yang dimilikinya (istimewa). Ada empat alasan kenapa kita diwajibkan untuk mencintai Beliau, diantaranya: Untuk orang-orang beriman, Allah mewajibkan dalam Al-Qur'an untuk mencintainya dan mengikutinya (Q.S. Ali Imran: 31); Allah mencintai Beliau dan memilih Beliau sebagai pembawa risalah; Rasulullah SAW sangat mencintai segenap umat Beliau; dan Agama yang sebaik-baik dibawa oleh Rasulullah SAW adalah sebaik-baik agama, yaitu Islam.
  3. Asy-Syauq (rindu). Rindu yang diberikan kepada sesama manusia karena motivasi aqidah dan akhlak, seperti kepada pasangan (istri atau suami) dan keluarga.
  4. Ash-Shababah (curahan). Curahan yang diberikan kepada sesama manusia karena mempunyai satu fiqrah, tujuan dan cita-cita yang sama, contohnya persahabatan.
  5. Al-'Athf (empati). Ini karena iba dan kasihan ingin membahagiakan orang lain.
  6. Al-'Alaqoh (hubungan atau keterkaitan). Ini tingkatan yang paling akhir, cinta yang disebabkan kecintaan kita terhadap suatu objek atau benda dan kemanfaatannya, contohnya gadget, motor, mobil, dsb.

Itulah sedikitnya bahasan yang saya dapat di pertemuan halaqah kala itu. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada murabbi, teh Ika, sang dosen TI yang super the best karena setidaknya telah memberikan gambaran kepada kami tentang tingkatan cinta..mudah-mudahan ini bisa jadi ukuran kami bahwa sudah sejauh mana cinta kami terhadap Rabb, Sang Pemilik nyawa ini, dan sedalam apa cinta kami kepada baginda uswatun hasanah, Rasulullah SAW. Mudah-mudahan ada kebermanfaatan dari tulisan saya ini. Wal 'afwu minkum. Wassalamu'alaikum :)

Jumat, 20 September 2013

Ulasan Buku


“Beginilah Jalan Da’wah Mengajarkan Kami”
Karya M. Lili Nur Aulia

Buku ini kecil dan tidak terlalu tebal, hanya 155 halaman. Namun, sangat berat bila dibaca karena sarat makna dan perlu ada pemahaman yang lebih dalam, mengenai isi dari setiap bacaannya.
Buku ini terbagi ke dalam 5 bagian pokok bahasan. Bab I: Dari Sini Kami Memulai, lebih banyak menjelaskan tentang mengapa kami harus berada di jalan da’wah dan bagaimana cara memulainya. Inti dari bab pertama ini adalah jalan da’wah mengajarkan bahwa kami memang membutuhkan da’wah. Kebersamaan dengan saudara-saudara di jalan ini semakin menegaskan bahwa kami harus hidup bersama mereka di jalan ini agar berhasil dalam hidup dunia dan akhirat kami. Itulah mengapa kami berada di jalan da’wah ini.
Bab II: Ketika Kami Membangun Kebersamaan, menjelaskan tentang posisi kita yang baru mau menjadi bagian dalam jalan da’wah ini. Tak semua batu bata diletakkan pada posisi yang tinggi, dan tidak juga harus semuanya ada di bawah. Bahkan terkadang si tukang batu, akan memotong batu bata tertentu jika dibutuhkan untuk menutup posisi batu bata yang masih kosong guna melengkapi bangunannya. Estafeta perjuangan da’wah terus berlangsung dari generasi ke generasi, dimulai dari perjuangan da’wah Nabi terdahulu hingga estafet penyempurnaan isi dan materi da’wah yang telah disempurnakan dengan kehadiran Rasulullah SAW. Namun tidak sampai disana, estafeta perjuangannya harus terus berlanjut dan diwariskan untuk para sahabatnya, generasi tabi’in hingga para juru da’wah yang berjalan di atas jalan perjuangannya di hari ini. Dan kami ingin menjadi bagian dari batu bata dari bangunan da’wah yang agung ini. Sebuah bangunan yang telah dirintis oleh para anbiya dan orang-orang shalih. Bangunan da’wah untuk menyeru manusia untuk kembali ke jalan Allah SWT. Akan tetapi, tidak hanya sekadar menjadi batu bata biasa. Perlu ada kekhasan, keunggulan dan keunikan yang harus dimiliki. Sebagaimana para nabi dan salafus shalih, memiliki kriteria istimewanya yang menghiasi perjalanan mereka dalam memperjuangkan agama Allah SWT.
Bab III: Perjalanan Beraroma Semerbak, bercerita tentang perjalanan penempuh jalan da’wah. Dalam hidup ini, setiap orang mempunyai kelompok dan jama’ahnya sendiri-sendiri. Dan setiap kelompok mempunyai simbol dan syiarnya sendiri-sendiri. Tapi setiap orang, jika tidak diikat dan dihimpun oleh al haq, maka ia akan tercerai berai oleh kebathilan. Boleh saja, orang menganggap keterikatan kami di jalan ini, membawa kerugian materil untuk kami. Itu karena mereka melihat, banyak energi yang kami kontribusikan untuk kepentingan perjuangan kami di jalan ini. Silahkan saja, jika ada orang yang memandang kami sebagai orang yang tak beruntung karena meluangkan banyak rentang waktu untuk kepentingan orang lain, sementara diri kami sendiri tampak belum mapan. Tapi sebenarnya, melalui jalan ini, kami justru mendapatkan suatu hal yang lain. Jalan ini telah memberikan peranan besar kepada kami dalam mendidik dan menempa kami untuk sangat menghargai waktu. Kehidupan di jalan ini, bersama saudara-saudara kami yang mengiringi perjalanan ini, telah memberi pelajaran berharga setidaknya dalam dua hal, sebagaimana yang didapati oleh Imam Asy Syafi’i saat ia hidup bersama kaum shuffah. Pertama, dalam kedisiplinan menghargai waktu. Bahwa waktu laksana pedang yang bisa menebas siapapun yang tidak bisa menguasainya. Kedua, dalam upaya mengisi waktu-waktu hidup dengan kegiatan yang penuh manfaat. Bahwa waktu hidup harus terisi dengan ragam kegiatan hingga menyibukkan kami dari aktivitas yang bathil. Agenda di jalan da’wah ini begitu banyak mengisi hari-hari kami. Sehingga di jalan da’wah lah kami lebih mengerti dan mengkhayati ungkapan Imam Hasan Al Banna rahimahullahal waajibaat aktsaru minal awqaat”. Bahwa kewajiban itu lebih banyak ketimbang waktu yang tersedia.
Bab IV: Ketika Melewati Jalan Mendaki. Inilah bagian klimaks dari buku ini. Begitulah, jalan da’wah ini mengajarkan bahwa sebaiknya kami melihat kepada diri kami terlebih dahulu, melakukan prasangka baik kepada orang lain, sampai jelas suatu kebenaran itu benar dan kesalahan itu kesalahan. Setiap orang pasti melakukan kesalahan. Begitupun dengan para pelaku yang menempuh jalan da’wah ini. Jalan da’wah memang tidak ditempuh oleh Malaikat. Ini jalan para manusia. Lebih dari itu, ini adalah jalan orang-orang yang ingin memperbaiki diri dari kekeliruan. Mereka yang bergabung di jalan da’wah ini tidak lain adalah orang-orang yang menyadari betapa banyak kekeliruan mereka dan betapa mereka memerlukan bantuan orang lain untuk memperbaiki diri. Apalagi bila mereka juga secara realitas terus menerus berbenturan dengan arus yang menghantam dan mengarahkan mereka kearah yang berbeda. Namun, ada satu hal yang menjadi komitmen mereka, tidak ada kata mundur dalam jalan da’wah ini. Dan kami termasuk ke dalam salah satu bagian dari mereka.
Bab V: Kesejukan yang Meringankan Langkah. Keletihan itu, akan menjadi beban ketika kami merasakannya sebagai keletihan fisik yang tidak diikuti oleh keyakinan ruhiyah. Maka sesungguhnya kesempitan di jalan ini, pasti menyimpan hikmah luar biasa yang akan tercurah dalam bentuk rahmat Allah SWT. Menempuh perjalanan ini, memang menyimpan lelah. Terkadang, keletihan pun dirasakan setelah melakukan ragam aktivitas dan tanggung jawab da’wah. Tidak jarang, adapula diantara penempuh jalan da’wah ini yang merasa begitu terkuras waktu, pikiran dan tenaganya ketika telah terlampau banyak menempuh perjalanan di jalan ini. Sebuah kondisi yang boleh jadi membuat seseorang mengalami futur atau terhenti dari aktivitas setelah sebelumnya giat. Terkadang, mungkin saja ada yang mengeluarkan keluhan atau beban yang dijalaninya. Lalu bertanya bagaimana caranya untuk mengatasi kesempitan waktu dan banyaknya tugas-tugas yang harus dikerjakan. Tapi kondisi-kondisi itulah yang membuat kami semakin mengerti.
Untuk menutup ulasan buku ini, saya mengutip dari nasihatnya Sayyid Quthb rahimahullah, beliau mengatakan bahwa, “Mareka (para penegak da’wah) tidak boleh putus asa dari memperbaiki jiwa dan menanamkan respon baik dari hati orang yang dida’wahi. Meski apapun pengingkaran dan pendustaan yang dihadapi. Meski penolakan dan pembangkangan seperti apapun yang muncul. Jika seratus kali, da’wah belum sampai kepada hati. Mungkin akan sampai pada seratus satu kali. Jika seribu kali, da’wah belum masuk di dalam jiwa. Mungkin akan masuk pada seribu satu kali. Dan seterusnya….Jalan da’wah ini bukanlah perjalanan yang lembut dan mudah. Di sana ada puing-puing kebatilan dan kesesatan. Taqlid dan kebiasaan yang bersemayam dalam hati, yang harus disingkirkan secara perlahan-lahan dngan berbagai cara. Semua lokasi yang sensitif harus disentuh…” (Fi Zilal Al Qur’an, 4/2394)

Minggu, 15 September 2013

KAMMI MUSLIM NEGARAWAN





PLANET LAIN

Hidup di Bumi kini sudah tak senyaman dulu. Aku selalu dibayang-bayangi oleh kata ‘Deadline’ ‘Deadline’ dan ‘Deadline’. Ini semua disebabkan karena tumpukan tugas pekerjaan. Pekerjaanku sebagai seorang guru di sekolah negeri ternama menuntutku untuk memenuhi 50 jam mengajar dalam seminggu dan tugas-tugas yang harus dikerjakan rutin setiap harinya. Rasanya waktu 24 jam di Bumi itu sudah bergeser menjadi 10 jam. Tak terasa. Waktu begitu cepat berputar.
 “Bumi kini sudah tak asyik lagi,” pikirku kacau.
Akhirnya kuputuskan untuk bermutasi ke planet lain. Planet yang jauh lebih mengasyikan daripada Bumi. Planet yang hanya mengenal siang dan malam. Tak mengenal jam, hari, minggu, bulan ataupun tahun. Pikiranku sudah melayang jauh menembus awan melewati lintasan orbit dan hijrah di satu planet yang indah nan bebas.
Aku terkaget. Ini bukanlah khayalan. Ini bukan pikiranku saja.
“Ini nyata bro!” ucapku kagum dan tak menyangka.
“I am Freeeeeeeeee,” teriakku kencang serasa bebas dari hiruk pikuknya Bumi.
Sekarang aku bisa menikmati hidupku disini. Aku bisa merasakan aura positif dari planet ini. Pikirku, planet ini menyambutku dengan senang hati. Tentunya, karena tak ada yang bisa menolak orang seindah aku ini. Disini waktu begitu terasa lama sekali. Aku bertanya kepada orang yang sepertinya juga berasal dari Bumi yang sengaja hijrah ke planet ini.
“Hey, apakah kamu berasal dari Bumi?” tanyaku.
“Ya, kamu orang Bumi juga?”
Aku tersenyum, “Aku baru saja mutasi ke planet ini. Sudah berapa lama kamu tinggal disini?”.
“Entahlah, aku tidak tahu. Disini tidak ada ukuran waktu, yang aku tahu hanya ada siang dan malam saja.”

Planet ini sangat pas buatku dan sepertinya aku akan sangat nyaman tinggal disini.

STAY ALIVE

Sore hari, seperti biasanya aku suka bermain game di laptop kesayangan. Baru saja aku membeli dvd game terbaru 2020, namanya “Stay Alive”. Game ini baru saja diliris dan belum ada di pasaran. Aku mendapatkannya langsung dari pembuatnya yang diberikannya sebagai hadiah.

Kala itu, ada sedikit yang berbeda. Aku ditemani oleh sekelompok geng ku di sekolah. Bagiku dan temanku mencoba permainan bersama-sama adalah hal yang paling mengasyikan di dunia. Semua temanku sudah lengkap dan berkumpul di ruangan keluarga rumahku. Langsung saja kami mulai gamenya, pertama kami baca peraturan permainan. Ternyata memang permainan ini harus selalu stand by dan koneksi dengan internet. Kami segera koneksikan internetnya, dan memasang headset di masing-masing orang. Permainan pun dimulai. Permainan ini dirancang khusus sesuai dengan kenyataan, dimulai dari tempat, suasana dan cerita kehidupannya pun seperti nyata. Dalam peraturan permainannya, jika diantara kita yang bermain ada yang game over maka itu artinya dalam kehidupan nyata kita akan mengalami kematian persis dengan apa yang ada di permainan. Players yang selamat dalam permainan berarti dialah pemenangnya. Maka dari itu, “Stay Alive” itulah tujuannya.

Sabtu, 14 September 2013

Abi, Ceritakan Aku tentang Akhwat Sejati!



Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya:

“Abi, ceritakan padaku tentang Akhwat Sejati
Sang Ayah tersenyum dan menjawab :
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan  paras wajahnya
o   Tetapi dari kecantikan hati yang ada di baliknya
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona
o   Tetapi dari sejauh mana ia menutupi tubuhnya
Akhwat sejati bukanlah begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan
o   Tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan tersebut pada orang lain
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya
o   Tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan
Akhwat sejati bukanlah dilihat keahliannya berbahasa
o   Tetapi dari bagaimana caranya ia berbicara
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian
o   Tetapi dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan
o   Tetapi dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani
o  Tetapi dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul
o  Tetapi dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul

Setelah itu, gadis tadi bertanya lagi :
“Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, ya Abi?”
Sang Ayah memberinya buku dan berkata :
“Pelajari tentang dia.”
Sang gadis kecil pun mengambil buku itu.
‘Istri Para Nabi’, judul yang tertulis di buku itu.

Kamis, 12 September 2013

KEBAL

Terlahir dari keluarga miskin siapa yang mau, memang takdir Allahlah yang menentukan segalanya. Ada 4 takdir yang Allah tetapkan pada diri manusia, yaitu jodoh, mati, rezeki dan kebahagian atau kecelakaan. Keempatnya sudah Allah tiupkan pada setiap diri manusia bersamaan dengan ditiupkannya ruh.
Ada sebuah keluarga miskin yang dikaruniai banyak anak. Keluarga besar itu tinggal di sebuah pedesaan yang tak jauh dari ibukota. Mereka menyadari bahwa kemiskinan bukanlah sebuah takdir, meskipun memang rezeki termasuk ke dalam salah satu takdir. Namun, tahu dan sadar saja tidak cukup, harus ada usaha keras dari diri mereka sendiri agar keluar dari zona miskin.
Kebal, anak keenam dari keluarga tersebut memiliki sifat yang khas ketimbang kelima saudaranya yang lain. Kebal adalah anak bungsu yang selalu dimanja dan dituruti semua keinginannya. Semenjak lulus SMA ia sama sekali tidak berpikir untuk bekerja, menghasilkan uang dan bahkan membahagiakan orangtuanya. Ia seperti laiknya anak yang hidup di belakang ketek ibunya. Setiap hari ia selalu menguras keringat ibunya sendiri. Bukannya ia yang bekerja, tapi malah ibunya yang bekerja. Ibunya, Sukiarti bekerja menjadi buruh di keluarga saudara kandungnya yang kedua.
Memang Teti, saudara kandungnya yang kedua sudah bisa hidup sendiri, tidak lagi bergantung pada ibunya yang kini tinggal sendiri semenjak ditinggal suami 2 tahun yang lalu. Mereka berusaha keras untuk keluar dari zona miskin. Hingga akhirnya mereka bisa menyekolahkan anak pertamanya di sekolah kebidanan dari hasil usahanya menjadi tukang bubur.
Pagi hari Sukiarti sudah berangkat ke rumah Teti, anaknya. Kadang ia bekerja sebagai pencuci piring, ‘penjujut’ daging, atau pemotong hati ayam. Ia diberi upah 20.000 setiap harinya.

 Sesuai dengan namanya, Kebal, kebal hati, kebal iman dan kebal malu. Rasanya ia sudah tak punya malu tiap hari meminta uang kepada ibunya yang dengan susah payahnya ia dapat setelah bekerja keras seharian. Tak punya hati memang, apalagi iman. Hingga di usianya yang ke-27 ia menikah dengan seorang perempuan desa. Tak ubahnya ikan yang keluar dari habitatnya, ia kebingungan menghidupi keluarganya. Hingga akhirnya, kembali ke sifat bawaannya, ia memperkerjakan ibunya sendiri sebagai buruh untuk menghidupi keluarganya.

Brain Heater

“Hoammmm”
Seorang mahasiswa tiba-tiba sesegera mungkin bangun dan menyalakan semua lampu di apartemennya. Ia adalah mahasiswa jurusan Robotic, Fakultas Ilmu Angkasa (FISA) University of Mercury. Setiap hari ia harus bangun pagi dan mempersiapkan segala keperluan untuk kuliahnya.
“Jam berapa sekarang?” gumamnya sendiri.
“Astaga uda jam 6 lagi, mati deh gue. Tadi malem tuh kotak gue taruh dimana ya? Ohmygod, kalo sampe kotak itu ga ketemu bisa-bisa hari ini gue bakalan tidur seharian di kelas. Kebayang kalo sampe itu terjadi, kali ini pasti gue di…Nooooooooo!”
Tiba-tiba ia melirik ke sudut bawah dapur apartemennya, ia melihat sekilas warna merah mencolok. Ternyata, memang benar itu adalah kotak yang ia cari. Brain Heater!
Buru-buru ia colokkan kabelnya, mengambil otak cadangan dan memanaskan di ‘Brain Heater’ (pemanas otak) untuk persiapan kuliahnya hari itu.
Zaman modern telah merubah pola hidup para manusia. Semuanya serba canggih, zaman teknologisasi. Setiap aktivitas pasti dilakukan menggunakan alat modern nan canggih. Tak perlu waktu lama, otak yang ia panaskan sudah siap. Ia menyimpannya di sebuah tabung sterilisasi kedap udara yang dirancang khusus penyimpanan otak. Otak yang lowbatt akan berdampak pada kinerja mata. Organ tubuh manusia telah mengalami recreate sehingga otak yang lowbatt akan terlihat pada warna bola matanya. Bola mata hijau menunjukkan otak full charge, warna kuning menandakkan peringatan bahwa otak harus segera diganti, sedangkan warna merah menunjukkan otak sudah tidak berfungsi dan tidak bisa digunakan. Tanda-tanda warna bola mata itu bisa dilihat dari pantulan warna yang memantul di kulit baik kulitnya sendiri maupun kulit orang lain.

Maksimalnya otak bisa digunakan selama 24 jam. Namun, ada spesifikasi khusus dalam penggunaannya. Biasanya jarang ada otak yang bisa digunakan full 24 jam. Otak full 24 jam hanya bisa digunakan jika orang itu hanya duduk diam saja tanpa aktivitas apapun. Kalau makan dan minum, battery otak akan berkurang 20 menit. Sedangkan untuk proses berpikir baik itu membaca, mencatat/ menulis/ semacamnya, mendengarkan materi, diskusi, dsb kinerja otak berkurang 2 jam. Jadi kalo kita perkirakan normalnya otak untuk mahasiswa bisa digunakan selama 11 jam dari hasil akumulasi segala aktivitas yang biasa mahasiswa lakukan.    

Membina Orang Lain Sama dengan Membina Diri Sendiri

"Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui perantara dirimu, maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unt merah." (HR. Bukhari)
Harus bercermin dan berhati-hati, dua kunci utama dalam berinteraksi di jalan da'wah ini, terlebih lagi dalam upaya mengkader serta membina para objek da'wah. Kita tidak boleh ceroboh dan mudah melemah. Karena kita tahu dan semakin menyadari bahwa keberhasilan da'wah selalu merupakan turunan dari adanya qudwah dalam kaderisasi yang kita jalani.
"An naas 'alaa diini muluukihim" (manusia itu tergantung agama rajanya)
Untuk itu, sebenarnya seorang pemimpin akan segera mengetahui karakter dirinya dengan melihat orang-orang yang ada di bawah kepemimpinannya. Tak bedanya dengan seorang murabbi, pembina maupun juru da'wah. Karakter dan sikap-sikapnya akan turun dan sangat mewarnai kader-kader yang dibina dan dida'wahinya.
Kita bisa ambil pelajaran dari sini bahwa menda'wahkan orang lain sama halnya dengan menda'wahi diri kita sendiri. Menasihati orang lain sama halnya dengan mensihati diri kita sendiri. Pun dengan membina orang lain sama dengan membina diri kita sendiri.

Sebagian banyak dikutip dari Buku "Beginilah Jalan Da'wah Mengajarkan Kami" karya M. Lili Nur Aulia.

POLEMIK MISS WORLD 2013


POLEMIK MISS WORLD 2013
Oleh:
AI NURAENI
Kabid. Kemuslimahan Program Tutorial UPI Kampus Tasikmalaya
            Polemik dalam artian Bahasa Indonesia adalah sejenis diskusi atau perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media massa berbentuk tulisan, seperti surat kabar, majalah, internet dan telepon selular. Sekarang ini banyak peristiwa atau informasi baik fakta maupun hanya sekadar gossip yang diberitakan di media massa tulis seringkali mendapat perhatian lebih dari khalayak. Alasannya, karena memang informasi di media massa terlebih lagi internet sekarang lebih update ketimbang media massa lainnya. Meskipun pada dasarnya, tidak ada satu media massa pun yang tidak berbau politik. Kesemuanya pasti memiliki tujuan khusus dalam menginformasikan suatu berita.
            Dan yang menjadi polemik saat ini adalah perhelatan Miss World 2013. Bukan hal aneh jika perhelatan ini mengundang kontroversi. Apalagi yang menjadi tuan rumah kontes kecantikan tahun ini adalah Negara yang manjunjung tinggi norma dan budaya serta notabene mayoritas penduduknya beragama Islam.
            Banyak di kalangan ormas di Indonesia yang dengan tegas menentang diadakannya kontes kecantikan Miss World ini. Karena pada hakikatnya kontes ini lebih banyak mendatangkan kemudharatan daripada sisi positif bagi Indonesia.
"Ajang itu hanya menguntungkan elite politik tertentu yang memiliki kaitan langsung dengan pebisnis atau penyelenggara," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unud, Pengamat hubungan internasional Universitas Udayana (Unud) Denpasar Idin Fasisaka MA di Denpasar, Senin (9/9).
Kalau dalihnya, kontes kecantikan ini akan meningkatkan pariwisata Indonesia di mata dunia. Apakah memang itu ada buktinya? Faktanya, tidak ada satu Negara pun yang pernah dijadikan tuan rumah ajang Miss World ini naik pariwisatanya gara-gara Miss World. Atau bahkan yang menjadi pemenangnya sekalipun. Sebagai bukti, dari kontes sejenisnya yaitu Miss Universe. Mari kita lihat datanya, Venezuela adalah negera yg memenangkan Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun 2007, pertumbuhan turisnya setelah menang, nol sekian persen saja. Dan Kanada, menang tahun 2005. Berikut data kunjungan turis di negeri itu: 
19.145.000     (2004)
18.771.000     (2005)
18.265.000    (2006)
17.935.000    (2007)
17.142.000     (2008)
Menakjubkan, sejak menang Miss Universe, kunjungan turis ke Kanada turun drastis dari 18juta orang tinggal 17 juta orang. Di mana letak dampak kontes kecantikan itu?
Sama halnya dengan Wakil Gubernur jawa Barat, Deddy Mizwar, menurut dia, jika kontes ini menimbulkan pro dan kontra hingga berujung perpecahan dan hingga membuat citra buruk bagi Indonesia maka pelaksanaan kontes Miss World 2013 tidak diadakan terutama di Jawa Barat. Serta yang menjadi kekhawatiran lainnya adalah tentang penyelenggaraan Miss Wolrd ini hanya demi keuntungan pengusaha semata karena selama ini penyelenggaraan Miss World dilakukan oleh pengusaha dan pihak swasta, sementara pemerintah tidak dilibatkan.
Alhasil, Alhamdulillah tempat berlangsungnya kontes ini hanya akan diadakan di Bali saja dari mulai pembukaan sampai final nanti, yaitu pada tanggal 28 September 2013. Tapi tidak cukup disana, sebagai umat muslim sudah barang tentu kewajiban kita untuk tetap pada prinsip bahwa harus menolak kebathilan yang jelas nampak di muka bumi. Memang, jika kita menganalisis slogan yang seringkali digembar-gemborkan oleh penyelenggara, yaitu dengan 3B nya (Brain, Beauty and Behaviour) maknanya sungguh luar biasa. Kata brain bermakna cerdas, beauty mempunyai makna cantik dan behaviour bermakna karakter (tingkah laku). Nah sekarang coba kita analisis bersama-sama makna dari ketiga kata tersebut.
Pertama, kata brain yang berarti cerdas. Apakah kalian setuju jika seorang perempuan apabila bisa menjawab pertanyaan yang diajukan juri di ajang Miss World ini dalam waktu sepersekian menit itu dikatakan CERDAS? Jawabannya, tentu iya. Benar, ia bisa dikatakan cerdas jika ia bisa menjawab pertanyaan juri hanya dengan waktu yang singkat. Tapi apakah kecerdasan perempuan itu hanya diukur dengan cara itu saja? Tidakkkkk kawan-kawan…
Kedua, beauty  yang bermakna cantik. Menurut Ketua Bidang Perempuan PP KAMMI Pusat mengatakan bahwa, definisi cantik dalam kontes ini diarahkan kepada tafsir cantik secara fisik semata. Betapa tidak, kriteria cantik peserta Miss World ini jika dilihat dari sudut pandang manapun, sejatinya tidak mencerminkan unsur lain selain kecantikan fisik dari perempuan itu sendiri. Cantik yang kemudian semacam dipaksakan dan digiring menjadi satu tafsir yang hanya di lihat dari tinggi badan, proporsionalnya lingkar pinggang, panjang kaki, bahkan sampai ukuran dada. Nah, apakah kawan-kawan sependapat dengan hal itu? Bahwa definisi cantik dalam kontes ini diarahkan kepada tafsir cantik secara fisik semata? Ya, pastinya akan sependapat. Sebenarnya, kalau kita ditanya siapa perempuan yang paling cantik di dunia ini? Apakah kawan-kawan akan menjawab ‘pastinya ya yang jadi juara Miss World-lah’? Hmm..kalau saya pribadi sih akan jawab ibu saya J
Kemudian yang ketiga, yaitu behaviour yang berarti karakter (tingkah laku). Karakter perempuan yang seperti apa yang ditonjolkan dengan adanya kontes kecantikan ini? Apakah karakter perempuan yang memiliki nilai peduli sosial tinggikah? Atau hanya ingin terlihat peduli? Ya, semoga saja ini bukan karena kesuudzanan saya. Tapi kalau dilihat dari konteks kegiatannya, meskipun dibalut dengan aksi dan peduli sosialnya sekali mempertandingkan kecantikan, tampilan fisik maka sama saja situasinya. Ditambah lagi dengan adanya pemutar balikan logika yaitu akan diadakannya Miss World Muslimah. Hal itu tidaklah benar kawan.
Intinya, saya mengutip dari kata-kata Tere Liye, “Jangan dicampur-campur, jangan diputar balik logikanya. Tidak akan pernah ada di atas panggung itu peserta yang jerawatan, gemuk, cacat, buta, dan sebagainya yang menang. Cukuplah basa-basi argumen pendukung acara ini. Wanita itu sudah mulia, jangan mau dibanding-bandingkan dengan wanita lain secara tampilan”.***