POLEMIK MISS
WORLD 2013
Oleh:
AI NURAENI
Kabid. Kemuslimahan Program Tutorial
UPI Kampus Tasikmalaya
Polemik dalam artian Bahasa
Indonesia adalah sejenis
diskusi atau perdebatan sengit yang diadakan di tempat umum atau media massa
berbentuk tulisan, seperti surat kabar, majalah, internet dan telepon selular.
Sekarang ini banyak peristiwa atau informasi baik fakta maupun hanya sekadar
gossip yang diberitakan di media massa tulis seringkali mendapat perhatian
lebih dari khalayak. Alasannya, karena memang informasi di media massa terlebih
lagi internet sekarang lebih update
ketimbang media massa lainnya. Meskipun pada dasarnya, tidak ada satu media
massa pun yang tidak berbau politik. Kesemuanya pasti memiliki tujuan khusus
dalam menginformasikan suatu berita.
Dan yang menjadi polemik saat ini
adalah perhelatan Miss World 2013. Bukan hal aneh jika perhelatan ini
mengundang kontroversi. Apalagi yang menjadi tuan rumah kontes kecantikan tahun
ini adalah Negara yang manjunjung tinggi norma dan budaya serta notabene
mayoritas penduduknya beragama Islam.
Banyak
di kalangan ormas di Indonesia yang dengan tegas menentang diadakannya kontes
kecantikan Miss World ini. Karena pada hakikatnya kontes ini lebih banyak
mendatangkan kemudharatan daripada sisi positif bagi Indonesia.
"Ajang
itu hanya menguntungkan elite politik tertentu yang memiliki kaitan langsung
dengan pebisnis atau penyelenggara," kata dosen Jurusan Hubungan
Internasional FISIP Unud, Pengamat hubungan internasional Universitas Udayana
(Unud) Denpasar Idin Fasisaka MA di Denpasar, Senin (9/9).
Kalau dalihnya, kontes kecantikan ini akan meningkatkan
pariwisata Indonesia di mata dunia. Apakah memang itu ada buktinya? Faktanya,
tidak ada satu Negara pun yang pernah dijadikan tuan rumah ajang Miss World ini
naik pariwisatanya gara-gara Miss World. Atau bahkan yang menjadi pemenangnya
sekalipun. Sebagai bukti, dari kontes sejenisnya yaitu Miss Universe. Mari kita lihat datanya, Venezuela adalah negera yg memenangkan
Miss Universe 2008 dan 2009, kalian tahu berapa pertumbuhan turis mancanegara
mereka setelah wanita mereka menang? Minus 3%. Jepang yang memenangkan tahun
2007, pertumbuhan turisnya setelah menang, nol sekian persen saja. Dan Kanada, menang tahun 2005. Berikut data kunjungan
turis di negeri itu:
19.145.000 (2004)
18.771.000 (2005)
18.265.000 (2006)
17.935.000 (2007)
17.142.000 (2008)
Menakjubkan, sejak menang Miss Universe, kunjungan turis
ke Kanada turun drastis dari 18juta orang tinggal 17 juta orang. Di mana letak
dampak kontes kecantikan itu?
Sama halnya dengan Wakil Gubernur jawa Barat, Deddy
Mizwar, menurut dia, jika
kontes ini menimbulkan pro dan kontra hingga berujung perpecahan dan hingga
membuat citra buruk bagi Indonesia maka pelaksanaan kontes Miss World 2013
tidak diadakan terutama di Jawa Barat. Serta yang menjadi kekhawatiran lainnya adalah tentang
penyelenggaraan Miss Wolrd ini hanya demi keuntungan pengusaha semata karena
selama ini penyelenggaraan Miss World dilakukan oleh pengusaha dan pihak
swasta, sementara pemerintah tidak dilibatkan.
Alhasil, Alhamdulillah tempat berlangsungnya kontes ini
hanya akan diadakan di Bali saja dari mulai pembukaan sampai final nanti, yaitu
pada tanggal 28 September 2013. Tapi tidak cukup disana, sebagai umat muslim
sudah barang tentu kewajiban kita untuk tetap pada prinsip bahwa harus menolak
kebathilan yang jelas nampak di muka bumi. Memang, jika kita menganalisis
slogan yang seringkali digembar-gemborkan oleh penyelenggara, yaitu dengan 3B
nya (Brain, Beauty and Behaviour)
maknanya sungguh luar biasa. Kata brain
bermakna cerdas, beauty mempunyai
makna cantik dan behaviour bermakna
karakter (tingkah laku). Nah sekarang coba kita analisis bersama-sama makna
dari ketiga kata tersebut.
Pertama, kata brain
yang berarti cerdas. Apakah kalian setuju jika seorang perempuan apabila bisa
menjawab pertanyaan yang diajukan juri di ajang Miss World ini dalam waktu
sepersekian menit itu dikatakan CERDAS? Jawabannya, tentu iya. Benar, ia bisa
dikatakan cerdas jika ia bisa menjawab pertanyaan juri hanya dengan waktu yang
singkat. Tapi apakah kecerdasan perempuan itu hanya diukur dengan cara itu saja?
Tidakkkkk kawan-kawan…
Kedua, beauty yang bermakna cantik. Menurut Ketua Bidang
Perempuan PP KAMMI Pusat mengatakan bahwa, definisi cantik dalam kontes ini diarahkan kepada tafsir
cantik secara fisik semata. Betapa tidak, kriteria cantik peserta Miss World
ini jika dilihat dari sudut pandang manapun, sejatinya tidak mencerminkan unsur
lain selain kecantikan fisik dari perempuan itu sendiri. Cantik yang kemudian
semacam dipaksakan dan digiring menjadi satu tafsir yang hanya di lihat dari
tinggi badan, proporsionalnya lingkar pinggang, panjang kaki, bahkan sampai
ukuran dada. Nah, apakah kawan-kawan sependapat dengan hal itu? Bahwa definisi
cantik dalam kontes ini diarahkan kepada tafsir cantik secara fisik semata? Ya,
pastinya akan sependapat. Sebenarnya, kalau kita ditanya siapa perempuan yang
paling cantik di dunia ini? Apakah kawan-kawan akan menjawab ‘pastinya ya yang
jadi juara Miss World-lah’? Hmm..kalau saya pribadi sih akan jawab ibu saya J
Kemudian yang ketiga, yaitu behaviour yang berarti karakter (tingkah laku). Karakter perempuan
yang seperti apa yang ditonjolkan dengan adanya kontes kecantikan ini? Apakah
karakter perempuan yang memiliki nilai peduli sosial tinggikah? Atau hanya
ingin terlihat peduli? Ya, semoga saja ini bukan karena kesuudzanan saya. Tapi kalau dilihat dari konteks kegiatannya,
meskipun dibalut dengan aksi dan peduli sosialnya sekali mempertandingkan
kecantikan, tampilan fisik maka sama saja situasinya. Ditambah lagi dengan adanya pemutar
balikan logika yaitu akan diadakannya Miss World Muslimah. Hal itu tidaklah
benar kawan.
Intinya, saya mengutip dari
kata-kata Tere Liye, “Jangan
dicampur-campur, jangan diputar balik logikanya. Tidak akan pernah ada di atas
panggung itu peserta yang jerawatan, gemuk, cacat, buta, dan sebagainya yang
menang. Cukuplah basa-basi argumen pendukung acara ini. Wanita itu sudah mulia,
jangan mau dibanding-bandingkan dengan wanita lain secara tampilan”.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar