Seminar
Bangga Jadi Guru mengubah paradigma para peserta mengenai fungsi dan peran
guru. Guru yang hanya sebagai sebuah status, sertifikasi, kemudian mendapatkan
penghasilan bagi sebagian orang merupakan paradigma yang kurang tepat. Asep
Sapa’at menjelaskan bahwa guru bukan hanya sebuah status, melainkan apa yang
bisa diberikan kepada orang lain, dan apa yang bisa diberikan pada kehidupan. Giving your best gifts by teaching others,
mendapatkan kehidupan terbaik Anda dengan memberikan terbaik dari Anda,
tambahnya.
Selain
kegiatan seminar pada acara tersebut diadakan forum diskusi bagi peserta yang mengisi
formulir dan mendaftarkan diri pada program Sekolah Guru Indonesia. Pada waktu
itu pula diadakan seleksi yang meliputi interview, bagi yang berhasil lolos
menjadi pengajar atau pendamping sekolah akan ditempatkan di sekolah-sekolah terpencil
dan terpelosok dan mengabdikan dirinya selama kurang lebih satu tahun.
Acara
ini diakhiri dengan sebuah kesan dan pesan dari salah seorang peserta sekaligus
moderator seminar tersebut, “Kesan yang saya rasakan setelah mengikuti seminar ini
yaitu saya benar-benar merasakan bangga menjadi seorang guru. Dan pesannya bagi
adik-adik, teman-teman, ataupun bagi diri saya sendiri bahwa menjadi guru dan
mengajar menjadi sebuah keharusan dan itu pilihan apakah kita akan berbangga
dengan status kita yang menjadi guru hanya mengajar dan duduk-duduk atau
benar-benar mengabdikan diri kita dengan apa yang kita miliki meskipun itu sedikit.
Jadi berbanggalah menjadi seorang guru, menjadi seorang pendidik. Dan hidup itu
pilihan. Maka jangan sia-siakan hidup Anda,” ujarnya.***
Ai Nuraeni
Rekam
UPI Kampus Tasikmalaya